Segala kenyataan yang kita lihat dan
rasakan ini pada hakekatnya ada karena ap’al (perbuatan) Allah semata. Tidak
mungkin segala ssesuatunya ini ada tanpa ada yang menciptakan dan mengaturnya.
Apakah rumput dan pohon bisa ada tanpa ada yang membuatnya? Mungkinkan muncul
secara acak dan kebetulan? Siapakah yang memberi kita bentuk tubuh seperti ini?
Apakah ayah dan ibu kita? Kenapa bentuk tubuh manusia dari waktu ke waktu
seperti itu?Ada suatu keteraturan. Mungkinkan keteraturan itu tercipta sendiri
tanpa ada yang menciptakan? Sesungguhnya Allahalah yang telah menciptakan
segala sesuatu di dunia ini termasuk keteraturan dan hukum (Qadha dan Qadar) pada
mahkluk itu.
Apakah hanya kenyataan yang kita lihat
dan rasakan itu ap’al Allah? Tentu tidak. Apapun yang kita lakukan pada
hakekatnya dapat terjadi karena perbuatan Allah. Mengapa? Karena segala sesuatu
dalam tubuh kita ini hanya dapat bekerja dengan baik karena kehendak Alalh. Jika
Allah berkehendak tangan kita lumpuh maka lumpuhlah tangan kita saat itu juga
sekalipun kita berusaha sekuat tenaga maka akan sia-sia jika Allah tidak
menghendakinya.
Sesungguhnya hanya Allahlah yang
menguasai seluruh sel-sel tubuh kita, dan karena itulah mudah baginya
menumbuhkan dan mematikan sebagian anggota tubuh kita. Dialah yang memungkinkan
sel-sel otot dan otak kita dapat bekerja dengan baik. Oleh sebab itulah
dikatakan segala perbuatan makhluk termasuk kita pada hakekatnya dapat terjadi
karena perbuatan Allah semata.
Apakah hanya di dalam tubuh makhluk,
Allah berkuasa? Tentu saja tidak. Sesunggunya kekuasaan Allah melebihi batas
kekuasaan/kekuatan makhluk. Allahlah yang memungkinkan adanya segala suatu
kejadian. Dialah yang berkuasa mematikan dan menghidupkan makhlukNya. Tiada
kesulitan baginya untuk menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dialah yang
berkuasa melaksanakan ataupun mencegah perbuatan makhlukNya dengan sempurna.
Berkaitan dengan hal ini ada suatu
pertanyaan. Apakah jika kita berbuat jahat itu berarti perbuatan Allah? Untuk
menjawab pertanyaan ini kita tidak boleh menjawab tanpa melihat latar belakang
keilmuannya. Manusia diberikan akal untuk memilih perbuatannya sendiri, baik
perbuatan jahat ataupun perbuatan baik. Tujuan Allah memberikan akal kepada
manusia adalah sebagai ujian apakah kita termasuk orang jahat atau baik. Jika
berbuat baik akan mendapat ganjaran kebaikan dan jika berbuat jahat akan
mendapat ganjaran kejahatan (hukuman). Jadi pada hakekatnya segala perbuatan
kita dapat terjadi karena perbuatan Allah. Dan kita harus siap menerima hukuman
jika memilih perbuatan jahat. Jadi letak kesalahan kita ada pada pilihan kita
yang kita lakukan. Siapa suruh kita memilih melakukan perbuatan jahat. Sudah
tahu, segala perbuatan jahat akan dihukum, kenapa tetap dilakukan?
Berkaitan dengan tauhid, ada ilmuan yang
berpendapat bahwa segala sesautu di dunia ini tercipta dengan sendirinya tanpa
ada yang menciptakan dan melalui proses beratus-ratus abad terciptalah kondisi
sekarang ini yang penuh keteraturan melalui proses evolusi. Dengan kata lain
keteraturan sekarang ini tercipta karena proses evolusi hasil ketidakaturan.
Mungkinkah hasil dari ketidakaturan
menghasilkan keteraturan seperti sekarang ini ? Tidak mungkinlah. Tidak mungkin
tercipta suatu makhluk hidup baru dari ketidakaturan. Manusia saja dengan
teknologi canggih tidak mampu menciptakan makhluk hidup yang mempunyai
kesadaran. Apalagi kondisi ketidakaturan. Mungkinkah hasil dari segala tubrukan
dan campuran partikel yang acak menghasilkan dan menciptakan makhluk hidup
baru?
Sesungguhnya Allahlah yang menciptakan
segala sesuatunya dengan penuh perhitungan dan kebijakan. Semua makhlukNya
sebelum lahir di dunia sudah diatur bentuk, kemampuan dan rizkinya.
Apakah kita menderita dan sial karena
Allah? Dan apakah artinya usaha kita jika telah ditentukan hasilnya oleh Allah?
Jika pertanyaan ini membuat kita putus asa, seolah-olah tidak ada gunanya kita
berusaha. Maka artinya anda telah terjebak pemahaman yang salah. Rizki anda
adalah rahasia Allah, sama seperti jodoh. Setiap perbuatan yang kita pilih ada
rizkinya masing-masing entah rizki halal ataupun haram. Jika anda berbuat jahat
seperti merampok akan akan mendapatkan rizki haram dan sebaliknya. Jadi
janganlah kita berputus asa untuk berusaha dengan baik untuk mencari
penghidupan di dunia dan akhirat.
Dan setiap berusaha jangan lupa berdoa
karena doa dapat menolak bala (ketentuan buruk) dari Allah. Sesuai hadist
Rasulullah sebagi berikut :
Rasulullah saw bersabda : “Tidak ada yang
dapat menolak ketentuan (Qadha) selain doa dan tidak ada yang dapat
memperpanjang umur selain bakti” (HR. Tirmidzi).
Masih berkaitan dengan tauhid ap’al, ada
pendapat golongan tertentu tentang tauhid ap’al, yaitu apapun yang kita lakukan
itu berarti perbuatan Allah. Misalnya “Jika kita duduk, maka yang duduk itu
adalah Allah”. Awas ini paham golongan jabariyah, seharusnya jika kita duduk
maka kita dapat duduk karena perbuatan Allah, bukan Allah yang duduk. Disini
konsep makhluk tetap ada sekalipun sifat adanya makhluk berbeda dengan sifat
adanya Allah swt. Sifat adanya makhluk sementara (berubah-ubah) sedangkan sifat
adanya Allah selalu abadi.
No comments:
Post a Comment